Pages

Sabtu, 10 November 2012

Cahaya Mata: Puisi BJ Habibie untuk istrinya


Tiba-tiba teringat lagi tentang puisi Pak Habibie untuk isteri tercintanya yang dibuat beliau setelah kepergian istrinya Ibu Hasri Ainun Habibie di Jerman 22 Mei 2010, 2 tahun silam.



Cahaya Mata
 
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu...
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,..
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti,dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi,..
Aku sangat tahu itu...

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,..
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja,..
Lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,..
Hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi...

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang...
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,..
Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,..

Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini...
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,..
Tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik...
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,..
Tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,..
Kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini...

Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,..
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada...
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan, calon bidadari surgaku ....
 

Begitu menyentuh ketika membacanya. Dulu tak menyangka Pak Habibie yang kita kenal sebagai seorang tekhnokrat ternyata juga bisa begitu romantis, baru sekarang Aku sadar bahwa cinta sejati dapat membuat seseorang dari kalangan manapun juga menjadi seorang yang romantis.

Subhanallah, inilah salah satu keindahan Allah menciptakan kita berpasangan ya..
Dan Aku sendiri terkadang berfikir, Siapa dulu yang Allah panggil keharibaan-NYA nanti di antara kami berdua, Aku atau suamiku. Bila nanti Aku, bagaimana nanti cara suamiku terakhir mencintaiku, atau sebaliknya?!

Ah, rasanya tak perlu Ku pikirkan dulu, Yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya Aku terus belajar dan belajar menjadi isteri sholehah untuk suamiku..

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran) -NYA ialah DIA menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan DIA menjadikan di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kamun yang berfikir."
-<< QS. Ar Rum (30): 21 >>-

Search

I'll Make History With My Stories...