Kenapa kita
sering bersedih..
Padahal
bersedih itu dilarang Allah, larangan ini sering disebut berkali-kali dalam
Al-Quran,
Janganlah kamu bersedih, sesunguhnya Allah selalu
bersama kita
(QS. At Taubah:40)
(QS. At Taubah:40)
Dan janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula
bersedih hati
(QS, Ali Imran:139)
(QS, Ali Imran:139)
Rasul selalu
berdoa:
Ya Allah. Aku berlindung kepada MU dari rasa sedih dan
duka cita
(Hadits)
(Hadits)
Tetapi bukan
berarti Rasul sering bersedih, Allah telah melindunginya dari kesedihan karena
urusan-urusan duniawi, hatinya pun selalu dipenuhi zikir..
Apa yang
kita sedihkan,
Apakah itu
bencana atau musibah yang datang, ataukah hinaan cercaan orang lain, atau
alasan lain? Kesedihan sedikitpun tidak membawa manfaat.
padahal
Allah telah menyebutkan bahwa,
Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki menjadi baik
makaia akan diuji oleh NYA
(Hadits)
(Hadits)
Dan apa yang
kita dapati semua itu sesungguhnya telah Allah tetapkan sebelumnya
Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan tidak
pula pada dirimu sendiri melainkan dia telah tertulis dalam kitab (Lauh
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
(QS. Al Hadid:22)
(QS. Al Hadid:22)
Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami (QS. At Taubah:51)
Kita diharuskan beriman pada Qadha dan Qadar yang merupakan rukun iman ke-6, iman kepada Qadha dan Qadar terdiri dari:
- beriman kepada ilmu Allah yang sempurna dan menyeluruh. Maksudnya, mengimani bahwa Allah SWT mengetahui segala hal yang ada di alam semesta ini, baik yang belum terjadi, saat terjadi atau yang sudah terjadi secara detail dan rinci. Tidak ada sesuatupun yang luput dari ilmu Allah
- mengimani bahwa semua yang Allah ketahui telah dicatat, ditulis dan disimpan di Lauh Mahfuzh.
- mengimani bahwa apapun yang terjadi di alam semesta ini, semuanya sesuai dengan kehendakNYA. Tidak ada sesuatupun yang terjadi di luar kehendaknya.
- mengimani bahwa Allah SWT adalah Pencipta segala sesuatu.
Kebanyakan
kita menilai suatu bencana itu semuanya adalah buruk, padahal apa yang kita
pandang buruk tidak selalu buruk dihadapan Allah,
Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki baik, maka ia
akan diuji oleh NYA
(Hadits)
(Hadits)
Jika Allah mencintai seorang
hamba, maka Dia akan memancangkan sebuah gemuruh ratapan di dalam hatinya. Dan
apabila Dia membenci seorang hamba, maka Dia akan menanamkan seruling nyanyian
di dalam dadanya.
(Hadits)
(Hadits)
Jangan
pernah berandai-andai, menyesali langkah yang kita ambil karena itu semua
adalah takdir. Penolakan terhadap takdir akan berakibat menjadi kebencian dan
penyesalan juga kesedihan.
Hanya Allah
lah tempat kita kembali..
tempat
mengadu, tempat meminta, tempat bergantung, pemberi pertolongan, ...
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang
dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-NYA
(QS. An Naml:62)
(QS. An Naml:62)
Ketahuilah
bahwa Allah tidak akan memberi ujian di luar batas kemampuan hamba NYA (QS. 2)
Ada kesedihan yang diperbolehkan, misalnya manakala kita jauh atau lupa pada NYA.
Sumber: La
Tahzan (DR. Aidh Al Qarni)